Puisi | Seseorang Barangkali

seseorang, barangkali mengirimkan air matanya di antara surat dan celah-celah paragraf, ketika ia memulai mengetik dan mengingat-ingat pada sebidang kertas; nama siapa yang berhak masuk dalam sejarahnya. setiap jejak mestilah bernama, pikirnya. serupa hutan dan harum pala, cinta harus bermuasal –meski kita telah berupaya mati-matian menelusuri asal-usulnya dan masih saja nihil—

seseorang, barangkali berusaha menyisih awan demi cahaya matahari yang selama ini lupa dicintai dengan segenap rasa syukur. hai, pagi ini kabar baik, bukan? ada hangat yang menelusup dalam dadanya, sisa unggun api semalam yang tak mampu diterjemahkan. semoga segala kecemasan terhapus, hilang dan tergerus, sebab lampu tidur terlewat menyahut lamun kita malam ini.