Dermawan Ke Orang Kaya, Pelit Pada Orang Miskin!

Oleh: VA Safi’i

Suatu hari, dengan mengendarai mobil, sepasang suami istri pergi ke pasar. “Bu, berapa harga singkong ini,” tanya pasangan tersebut. “10 ribu rupiah,” jawab si penjual. Sambil memegangi singkong, pasangan itu menawar: “Bagaimana kalau 8 ribu?”

Dengan nafas berat, si penjual itupun menjawab: “Boleh. Silahkan ambil. “Lalu, sepasang suami istri tersebut mengeluarkan uang 10 ribu rupiah. Dan, si penjual itu mengembalikan uang lebihnya, yakni 2 ribu rupiah. Dari pasar, pasangan suami istri tersebut berlanjut ke restoran. Mereka memesan makanan.

Baca juga: Perlu Kah, Ketika Kita Memberikan Bantuan Harus Menyiapkan Fotografer?

Selesai makan, “Mbak, berapa semuanya?” tanya pasangan tersebut. Karyawan restoran: “Semuanya 370 ribu, Bu.” Pasangan itupun mengeluarkan uang 400 ribu. “Oh, ya. Uang sisanya, ambil saja. Tip untukmu,” kata pasangan tersebut pada karyawan restoran.

Kisah pendek di atas, tentu bukan hal yang baru lagi bagi kita. Sebuah peristiwa kecil keseharian yang sering kita alami atau kita jumpai.

Sebuah peristiwa kecil, namun memiliki efek yang dahsyat. Sebab hal tersebut berkaitan dengan nilai-nilai peradaban yang kita anut. Bagi orang lain, mungkin, kisah tersebut tidak penting. Namun, bagi saya secara pribadi, kisah itu sangat berarti. Karena di samping berkaitan dengan nilai-nilai peradaban yang kita anut, juga berkaitan dengan pada KEPERPIHAKKAN kita mengenai hubungan KEMANUSIAAN.

Baca juga: Rezeki Manusia

Pernahkah kita berpikir “mengapa kita menawar harga pada orang miskin” dan “mengapa kita meminta uang sisa kembaliannya, meskipun hanya 2 ribu rupiah.” Padahal, orang miskin tersebut, SANGAT MEMBUTUHKAN uang 2 ribu tersebut.

Dan, “mengapa kita justru bersikap dermawan pada ‘orang kaya’, yang dengan penuh iklas kita memberikan sisa uang kembalian yang nilainya 3 kali lipat dari harga singkong.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.